"ÏDOLA" Hasanah
Oleh : Muhasuh
Dalam membicarakan perihal idola, fikiran kita mungkin langsung tertuju pada sosok orang-orang terkenal seperti group musik, bintang olah raga, pemimpin suatu Negara, pemain film, pemimpin suatu ideology, penyanyi, pemimpin pemberontakan, pahlawan dan lainnya baik yang sudah tiada maupun yang masih bisa kita saksikan sampai saat ini yang penampilannya banyak ditiru oleh sebagian masyarakat kita, bahkan mereka rela “memvermak” habis dirinya hanya sekedar untuk mengikuti kulit luar idolanya, tak peduli pantas atau tidak untuk dirinya yang penting tampil “Abiiiz” sesuai dengan apa yang dilakukan oleh idolanya. Dan merekapun tidak pernah mengambil pusing atas tindakan yang dilakukan oleh idolanya.
Sebut saja beberapa tokoh berikut dari tingkat dunia sampai tingkat lokal seperti Che Guevara, tokoh sosialis dari Amerika latin, yang gambar dirinya menghiasi kaos-kaos para mahasiswa, Michael Jackson “King of Pop” yang penampilannya dimanapun senantiasa membuat repot para petugas karena begitu fanatiknya para fans terhadap sang idola, atau wajah Benyamin si “Biang Kerok” yang mulai digandrungi setelah kematiannya, atau Iwan “Bongkar” Fals dengan “OI” nya, kemanapun “Sang Macan Asia” ini pergi fans nya tak pernah menyia-nyiakannya, atau Slank dengan ‘Slanker”nya, Persija dengan “Jackmania”nya, dan masih banyak lagi. Para fans umumnya mendukung habis-habisan idolanya tersebut, tak peduli penampilannya bagus atau jelek benar atau salah sebab mereka tidak pernah tahu ukuran kebenaran dan kesalahan, yang penting dirinya terpuasi oleh penampilan sang idola, bahkan mereka rela antre berjam-jam untuk menanti kedatangan sang idola atau menguntitnya kemanapun sang idola pergi.
Dalam dunia hiburan Indonesia saat ini, idola banyak “diciptakan”, dari Indonesian Idol sampai Pildacil, dari KDI sampai Mama Mia, dan uniknya penentuan Idola lebih ditentukan oleh banyaknya SMS yang mendukung idola dengan mengecilkan perhitungan aspek-aspek yang lainnya, bahkan sang “idola” dengan terpaksa harus mengikuti selera pasar/ juri atau selera fans nya agar terpilih menjadi pemenangnya.
Dalam memandang masalah idola, islam memberikan appresiasi yang sangat tinggi melebihi apresiasi yang diberikan masyarakat terhadap idola ciptaannya, namun berbeda dengan sosok idola yang “diciptakan” oleh manusia, Islam dalam memandang “idola”, tidak berhenti sampai kata idola saja. Sebab “sang Idola” harus menjadi acuan bagi manusia untuk hidup yang lebih berarti. Dia harus menjadi sumber inspirasi bagi “Fans” nya dalam meniti kehidupan. Untuk itulah di dalam Islam penggunaan kata Idola (uswah) tidak berdiri sendiri, namun diikuti langsung oleh kata “Hasanah”. Suatu istilah yang tidak pernah kita dapatkan dalam keyakinan-keyakinan lain atau dalam perbincangan-perbincangan yang sekedar berhenti pada kata “idola”. Disiniliah keunikan Islam dalam mengarahkan ummatnya untuk keselamatan hidup didunia dan akhirat. Ia (Islam) tidak hanya memberikan tuntunan berupa kitab suci saja, namun juga memberikan tuntunan bagaimana cara menjalani kehidupan ini dengan mengutus “Sang Idola Hasanah”.
Dengan hadirnya Idola Hasanah dalam “pentas” kehidupan yang disaksikan gerak langkahnya dan telah terekam jejaknya dalam lembaran-lembaran hikmah, maka tidak ada alasan bagi siapapun untuk TIDAK mengkuti gerak langkah “Sang Idola” dalam “hal apapun”
Idola hasanah adalah jaminan yang diberikan langsung oleh Pengutus “Sang Idola”, Oleh karena sang Idola berkata dan bertindak tidak berdasarkan keinginan diri semata, tapi tindak tanduknya terbimbing tutur katanya manis dan enak didengar, dan dia menjadi contoh siapa saja dari rakyat miskin sampai orang terkaya, dari mereka yang tidak punya jabatan sampai seorang presiden karena sang Idola hidup miskin melebihi hidupnya seorang yang miskin dan dia menjadi pemimpin melebihi pemimpin yang ada di dunia. Dan dia juga suami dan ayah bagi istri dan anaknya yang melebihi suami dan ayah yang ada didunia. Dia juga seorang yang dekat dengan Tuhannya melebihi orang dan makhluk yang dekat dengan Tuhan di dunia ini dan dia juga seorang yang mandiri dan tiak bergantung dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia adalah orang yang tindak tanduknya, tutur katanya tidak pernah saling berseberangan. Dialah pejuang sejati yang telah mampu membawa rakyatnya dari kegelapan ke pada cahaya nyata.
Lantas.. Kapan kita akan “memvermak” diri kita untuk mengikuti Sang Idola Hasanah?