Thursday, November 25, 2010

Jagalah dirimu dan keluargamu....

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS 66:6)



“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita....” (QS 4: 34)
Hidup berkeluarga mengharuskan kita berusaha sekuat daya dalam memenuhi segala kebutuhan-kebutuhannya. Untuk itu apapun kita lakukan, rasa lelah kita lawan dengan sekuat tenaga kita, berangkat pagi pulang hampir pagi atau kaki jadi kepala - kepala jadi kaki, asalkan semua itu mampu menopang keberlangsungan rumah tangga kita. Waktu-waktu istirahat (tidur) dan bangun pun kita atur sedemikian rupa agar kita tidak terlambat dalam menggapai rezeki yang kita harapkan atau agar kita tidak mendapat teguran dari kantor kita. Dan bila tiba waktu libur, maka kitapun berusaha untuk membahagiakan keluarga dengan berkumpul bersama atau bersilaturrahmi dengan sanaksaudara/ teman dan bahkan kita menyisihkan waktu untuk berwisata menghilangkan kejenuhan ditempat kerja.

Sebagai kepala keluarga (pemimpin) seperti yang diungkap dalam Surat An-Nisa: 34 tersebut di atas, suami memegang peranan yang sentral dalam rumah tangga. Dia menjadi nahkoda untuk mengarahkan bahtera sampai ke pulau harapan. Bukan hanya itu diapun harus mampu berperan memberikan kenyamanan dan ketenangan manakala bahtera yang menuju pulau harapan dilamun ombak. Diapun harus mampu menyelamatkan dan berkorban demi keselamatan seisi bahtera terlebih dahulu daripada dirinya sendiri. Dengan ungkapan seperti itu, maka wajarlah bila Islam memberikan keistimewaan kepada seorang kepala keluarga.

Keistimewaan yang diberikan tidak serta merta menjadikan seorang suami bebas untuk melakukan apa saja yang dia sukai tanpa kontrol. Kontrol yang dimaksud adalah keseimbangan antara keistimewaan yang diberikan dengan tanggungjawab dirinya sebagai seorang suami. Untuk itu islam memberikan dipundak para suami beban tanggungjawab yang tidak ringan yaitu menjaga dan mengantarkan dirinya dan seluruh keluarganya pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Beban tanggungjawab inilah yang mesti difahami oleh siapapun yang ada dalam bahtera sehingga tujuan mencapai pulau harapan bukan hanya sekedar fatamorgana.

Ada 3 (tiga) hal (minimal - menurut saya) tanggungjawab seorang suami kepada keluarganya untuk mencapai pulau harapan, yaitu: pertama, memenuhi kebutuhan sehari-hari rumah tangga, kedua memberi rasa aman dan nyaman, ketiga memenuhi kebutuhan ruhani diri dan keluarga.

1. Memenuhi kebutuhan materi
Memenuhi kebutuhan materi merupakan salah satu kewajiban yang melekat dalam diri kepala keluarga, seperti yang telah diuraikan dalam pendahuluan tulisan ini. Islam mengajarkan kepada para kepala keluarga agar memenuhi kebutuhan ini. “...Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf...” (QS 2: 233) dengan cara apapun yang penting halalan thoyibah. Nabi SAW bersabda: “Sungguh salah seorang kalian mengambil beberapa utas tali lalu ia pergi ke gunung dan kembali dengan memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupnya, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memebrinya maupun tidak” (HR Bukhari)

2. Memberi rasa aman dan nyaman serta kasih sayang
Salah satu tujuan dari berumah tangga adalah terciptanya rasa aman dan nyaman. Maka tugas kepala rumah tanggalah untuk mengusahakannya. Kepala keluarga tidak boleh mengabaikan kebutuhan ini dengan alasan apapun termasuk kesibukan memenuhi kebutuhan keluarganya. Rasulullah SAW bersabda : “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik budi pekertinya. Dan orang yang paling baik diantara kalian adalah orang yang paling baik terhadap istrinya” (HR Tirmidzi - Hasan shahih). Ditangan kepala keluarga yang memiliki akhlak yang baiklah akan terwujud rasa aman dalam rumah tangga. “...Dan pergaulilah wanita (istri) itu dengan cara yang ma’ruf...” qs 4: 19)

3. Memenuhi kebutuhan Ruhani.
yang dimaksud adalah meluruskan segala macam aktifitas/ kebutuhan yang kita lakukan hanya untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. (QS 51:56)

Kebutuhan akan hal ini seringkali ter(di)abaikan oleh kepala keluarga. Padahal tugas ini merupakan kewajiban paling hakiki bagi seorang kepala keluarga. Bila dalam hal memenuhi 2 (dua) kebutuhan sebelumnya kita biasa ngotot, pantang menyerah dan bersungguh-sungguh dalam mendapatkannya, maka dalam memenuhi kebutuhan yang satu ini sering kali kita lakukan dengan seadanya, apa adanya atau sekedarnya saja. Kita tidak begitu ngotot, mudah menyerah dan terkadang sambil bermain-main. Padahal dengan memenuhi kebutuhan ini akan menunjukkan bukti cinta kita yang sejati terhadap orang-orang yang kita cintai (keluarga) dan dengan memenuhi kebutuhan inilah tanggunngjawab kita sebagai kepala keluarga teruji lahir dan batin.

Bukti cinta yang dimaksud adalah bahwa sebagai seorang yang memiliki keimanan kepada Allah, yakin akan pertanggungjawaban dari apa yang kita lakukan didunia ini setelah mati. Sehingga akan memunculkan banyak pertanyaan didalam benak kita, antara lain; Bekal apa yang kita miliki dan bekal yang bagaimana yang akan kita bawa kehadapan Robb kita? Apakah kita sebagai kepala keluarga sudah melakukan penyelamatan untuk diri dan keluarga kita?

Ayat berikut (mungkin) dapat menyadarkan kita untuk dapat membuktikan cinta kita kepada keluarga kita. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS At-Tahrim (66): 6)

Bila kita perhatikan ayat di atas, terlihat bahwa Allah memberikan tanggung jawab penuh kepada kepala keluarga untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Tidak hanya informasi sebatas itu, bahkan Allah memberikan informasi lebih luas lagi tentang bahan bakar neraka dan sifat-sifat penjaga neraka sekaligus. Hal ini tentunya menjadishock theraphy bagi kepala keluarga agar jangan main-main terhadap tugas dan tanggungjawabnya.

Semoga Allah memberikan kepada kita kekuatan lahir dan batin untuk dapat berperan aktif dan penuh dalam menjalankan fungsi rumah tangga. Amin ya Robbal alamin

(Draft Tulisan)

Referensi
Al-Qur’an Digital 2.0
Riyadhus shalihin - Akbar Press sept 2009

0 Comments:

Post a Comment

<< Home