Thursday, July 29, 2010

Yang Tercinta

Tidurlah dalam pelukanku. Lelaplah dalam mimpi indah.
Biarkanlah sejenak saja, berlalu semua luka-luka.
Tenanglah… tenanglah hapuskan semua duka derita.
Tenanglah… sayangku pastikan ada hari yang indah.

Andaikan masih ada resah eratkan lagi dekapanmu.
Dan sekali lagi cobalah, meski lelah hati yang ada.
Tenanglah…sabarlah pastikan ada hari yang indah.
Dekaplah …sayangku hapuskan semua duka derita.
Biar……. Kita menipu diri dengan hangatnya cinta…
Biar lupakan sementara semua duka terasa. (yang tercinta: Iwan Fals)



Pernahkah kita merasakan kegetiran dalam mengelola rumah tangga? Kegetiran itu berupa musibah demi musibah yang sering menghampiri bahkan merengkuh jiwa kita. Perusahaan kecil (Rumah Tangga) yang kita kelola dari awal sampai hari ini sepertinya sulit untuk mendapatkan apa yang kita harapkan. Andai diantara suami istri tidak sejalan, sudah pasti pertengkaran dan saling menyalahkan menjadi hiburan yang menjengkelkan namun terus kita mainkan. Memang pertengkaran tak pernah kita lakonkan namun masalah yang terjadi itu sering mengusik kebersamaan dan kemesraan yang selama ini snantiasa bersemi diantara kita.

Ya…disaat kesedihan sedang menggelayuti diri, kita butuh teman atau shahabat untuk menopang kesedihan. Dan teman / shahabat yang terbaik hanyalah pasangan kita, bukan siapa-siapa. Sebab, padanyalah kita saling mencurahkan apa yang bersemayam di jiwa ini, padanyalah kita ungkap kegalauan yang ada dalam diri, padanyalah kita tumpahkan belaian lembut kita, padanyalah kita coba terus dan terus membangun keyakinan akan kemampuan kita menghadapi problematika kehidupan, padanyalah kita saling berbagi cerita kesedihan, padanyalah kita buka tangan kita lebar-lebar untuk pelukan hangat dan menghangatkan, padanyalah kita tumpahkan beningnya airmata untuk menyejukan batin yang tergores, padanyalah kita saling memberi harapan akan hari bahagia kelak. padanyalah kita sandarkan beban yang bertumpuk dikepala kita, padanyalah kita isi malam-malam kita dengan bermadu kasih mengungkapkan rasa cinta yang sesungguhnya. Kesemuanya untuk melupakan sejenak masalah yang sudah menunggu diluar pintu kamar kita.

Ya …. Kita butuh “yang Tercinta” untuk membagi duka dan kesedihan kita

0 Comments:

Post a Comment

<< Home