Thursday, August 02, 2007

Suatu Masa - Sebuah Peristiwa - Mutiara Hati

Oleh : Muhasuh

Suatu Masa
---
Wahai diri nan lengah
Ingatlah suatu masa,
dimana engkau akan berdiri telanjang
Menatap mentari yang sudah tak ramah lagi
Dia akan membakarmu dan
akan menciptakan lautan keringat
Kau terpaku dan terdiam penuh dengan sesal demi sesal
Kau bawa api untuk menghadap Sang Penguasa
Kau bawa darah untuk menghadap Sang Penguasa
Kau bawa nanah untuk menghadap Sang Penguasa
Mulutmu terkunci, namun dahagamu kian merasuk
Kau minum api, darah, dan nanah yang kau genggam
Kau menggelepar dan mengharap hujan turun
Kau menanti dan menanti datangnya angin semilir

Wahai diri nan lengah
Hari itu kau tak mampu berdiri tegak
Kau mengeluh dan berteriak dengan lantangnya
kau menoleh kekiri dan kekanan
Namun tak seorang pun yang mau menolong dan membantumu
Hari itu manusia sibuk dengan dirinya masing‑masing
Kau menghujat dan mengutuk dirimu
Kau tutupi wajah pucatmu dengan tangan darahmu
Fikiranmu melayang jauh ke mayapada nan telah runtuh
Kau mencoba berfantasi menjadi makhluk putih
Angan‑anganmu tak mampu membangun kembali tubuhmu
Kau makin menggelepar, kau makin dahaga

Wahai diri nan lengah
Hari itu hartamu akan membakar perutmu
Anak‑anakmu akan menggugat engkau dihadapan sang Penguasa
Ular‑ular berbisa dan kala‑kala ganas siap merobekmu
Timah panas dan mendidih akan datang padamu
Manakala kau berteriak kehausan dan dahaga
Api‑api biru, merah, putih acap membakar tulang‑tulangmu
Kau tak berdaya, sementara dahulu kau sombong

Wahai diri nan lengah
Ingatlah suatu masa,
dimana kau akan berada ditempat yang pengab
Gelap, sempit, dan cacing‑cacing kelaparan
Tubuhmu dihimpit bumi yang benci padamu
Kau akan melihat penjaga‑penjaga yang ganas, siap menghantammu
Gada di kanannya dan cemeti tergenggam di kirinya.
Hari itu kau takan mampu menyumbat mulut mereka

Wahai diri nan lengah
Hari ini kau mampu berjalan dan berfikir
Namun matamu buta, Telingamu tuli
Hatimu tertutup debu‑debu yang menghitam
Kau goreskan pena hitam dilembaran hidupmu
Kau berjalan dengan langkah terburu dan takberaturan
Kau hiasi hari‑harimu dengan tertawa terbahak
Kau merasa sanggup membeli kitab putih untukmu kelak
Kau bertepuk dada dan memicingkan matamu dari manusia

IB19 10‑12/Mei9O3O 10.20
Sebuah Peristiwa
---
Adakah hikmah dari suatu musibah yang menimpa ?
Kadang air mata jatuh bercucuran kedagu nan kering
Kadang tangan gemetar menutupi wajah pucat dan basah
Kadang bibir nan mungil tak mampu untuk berkata‑kata
Kadang hati nan bersih terselimuti debu‑debu hitam
Kadang tubuh nan tegar bak daun layu

Wahai diri nan dhaif
Dadamu akan kian semakin sesak
Manakala setiap peristiwa kau simpan di rongga dada
Kau himpit kepalamu dengan segudang tanya
Mulutmu terkunci sementara angin siap membawa suaramu
Gigimu gemeretak menahan beban yang terhimpit dikepalamu
Pandangan matamu sayu dan bibirmu mencibir sinis
Air matamu mulai jatuh membasahi pipi lembutmu
Kau menangis, hatimu pedih, langkahmu gontai
Kau merasa terasing dan sendiri

Wahai diri nan fana
Tataplah keatas sana pada langit yang biru
Kuaklah awan yang menutupinya dengan derai air matamu
Bukalah langit dengan hatimu
Kau lihat, DIA tersenyum padamu
Langkahkan kakimu kearah‑Nya niscaya DIA akan berlari ke arahmu
Hapuslah air matamu dengan kasih‑Nya
Tersenyumlah agar dadamu tak sesak lagi

Wahai diri nan fana
Berilah kepada bayu semua peristiwa di rongga dadamu

IB19 22‑05‑9O3O
Mutiara Hati
---
Ada segenggam tanya bermain dalam layar fikir
Menerawang batas-batas asa yang tak berbatas
Menembus bebas putaran utara dan selatan
Mengelilingi belahan timur dan barat

Ada segumpal asa bermain dalam lubuk hati
Mencoba menetap - tinggal dalam posisi tertentu
Ada setitik asa menggores lubuk hati
Dan tinggal - menetap dalam taman hati

0 Comments:

Post a Comment

<< Home